Sabtu, Agustus 27, 2005

Renungan

…nyalakanlah mata waktu berjalan
karena di depan kita akan didapati dua macam jalan
yaitu jalan setapak yang menanjak penuh belukar dan berduri
dan yang satu lagi adalah jalan yang sangat bagus beraspal
dan tiada hambatan di depannya…

tetapi berhati-hatilah terhadap jalan yang sangat bagus itu
karena dengan melaluinya kita akan mudah terlena
dan tak menghiraukan bahaya yang akan menimpa…

adalah lebih baik kalau kita melalui jalan setapak itu bersama-sama
kita akan slalu saling mengingatkan terhadap duri-duri yang akan menjerat
saling bahu membahu menapaki jalan yang menanjak itu
yang kuat menolong yang lemah…
maka akan terasa nikmatnya kebersamaan dalam penderitaan

daripada kita menapaki jalan yang bagus itu
dimana kita saling berlomba mencapai tujuan
tanpa melihat ke belakang…

apakah dia yang tertinggal itu selamat…?
dan kita berusaha memperlebar jarak di antara kita
demi tercapainya suatu
keinginan pribadi
di atas keutuhan bersama
…?

setelah sampai ke tujuan…barulah ia melihat jalan yang dilaluinya
…angin berhembus…tetapi semuanya telah lampau…telah lewat…
kita terlambat untuk menyadari

betapa kita mengabaikan kebersamaan dalam meniti kehidupan ini
…setiap hari…setiap saat…

dalam berjalan meniti hari-hari dengan segenggam harapan
kala nyata menggugah mimpi
genggamlah slalu harapan
itu…biar tak hilang sia-sia…

tidak terasa semua ‘tlah berlalu…
menapaki sisa hari-hari kita bersama…
dalam tawa…canda…dan kesedihan…

kita harus menikmati syukur hari ini
karena esok senantiasa menyimpan berjuta harapan
…untuk kita…untuk kebersamaan kita…

Ini tulisan lama, tapi aku simpen baik-baik. Saat ngeliat kembali tulisan ini .. seribu satu kenangan seolah kembali menghampiri. Kejadian hari-hari ini rupanya membawaku kembali ke tulisan ini. Masih relevan rupanya. Semoga ada hikmahnya.

referensi :
diambil dari writing senior gw di p*s (Dayeuhkolot Subang, 1992-1995)- sapa yg nulis yaks ?! miss u all

Tidak ada komentar: