Sabtu, November 18, 2006

Bush & My Poor Country

Kacamata agama terlalu mewah bila digunakan untuk berbicara masalah Bush dengan seorang sekuler. Lebih baik kita pake konteks yang lebih rendah : etika .. atau perikemanusiaan ? apapun namanya terserah deh. Begini saja, waktu peristiwa WTC 11 September yang menewaskan 3000 orang, semua orang (diajak) menangis, semua orang (diajak) membenci Osama bin Laden dan pengikutnya atas nama memerangi teorisme. Semua orang-orang yang dianggap teroris dikejar-kejar, ditangkap, dimasukan ke bui. Tapi kita seolah menutup mata bahwa Bush telah membunuh ratusan ribu (atau bahkan lebih ?) orang di Afganistan, Irak, Palestina, dst. Apakah kita tidak melihat ? pura-pura bego ? tidak peduli ? atau memang terlalu polos ? untuk melihat semua ini. Layakkah kita mengagung-agungkan, menyambut, mengharapkan iba dari seorang penjahat perang ? Tentu sikap kita sebagai rakyat biasa dan presiden sebagai seorang tokoh politik mungkin berbeda, karena pemerintah kita akan berpikir politis ketimbang kita yang idealis. Sebagai seorang presiden, saya pikir tidak ada salahnya menerima siapapun tamu yang datang, tapi dengan biaya 6 M ? Keterlaluan. Ya mungkin bila kerjasama nanti terjalin Indonesia akan menerima bantuan yang jauh lebih besar lagi, jadi balik modal udah pasti. Bantuan ? bantuan apa ya ? Ya bisa pendidikan, teknologi, etc. Satu hal yang pasti adalah Bush punya "kepentingan" di Indonesia. Apakah Indonesia mau menukar kehormatannya dengan "kepentingan" Bush ? Jika jawabnya ya, pantas saja banyak orang yang gak punya kebanggaan lagi dengan Indonesia, bahkan mungkin malu.

Tidak ada komentar: